Composite Journal https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj <p>The "Composite Journal" is a Civil Engineering Journal of Civil Engineering Department-Universitas Negeri Gorontalo that encompasses a broad area in Geotechnical Engineering, Construction Materials, Hydrology, Hydraulic, Management of Construction, and Environment.</p> <p>Special Issue: The journal includes papers on Structure, Engineering, and Environment under the category of special issue.</p> <p>The "Composite Journal welcomes articles in the original form of theoretical papers, applied papers, review papers, and case studies on all fields of civil engineering. There is no article processing charge (no fee) applied to any published article. It is a six-monthly journal, open-access and published by Universitas Negeri Gorontalo</p> <p>The editorial board of the journal is comprised of extensively qualified researchers, academicians, scientists from Universitas Negeri Gorontalo and other university in Indonesia.</p> <p>Contributors may download the manuscript preparation template for submitting paper or contact to the Editor-in-Chief [compositejournal@ung.ac.id]</p> en-US indri.m.patuti@ung.ac.id (Indriati Martha Patuti) libunelorahmat@yahoo.com (Rahmat Libunelo) Sun, 31 Jul 2022 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 ANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI BONE TERHADAP ELEVASI DASAR JEMBATAN MOLINTOGUPO https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/102 <p>Jembatan adalah struktur yang menghubungkan jalur lalu lintas yang terputus oleh sungai, danau, kanal, jalan, dan persimpangan lainnya. Dalam perencanaan jembatan faktor hidrolika harus diperhitungkan untuk menganalisis ruang bebas atau clearance. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis debit banjir dan tinggi muka air Sungai Bone terhadap elevasi dasar Jembatan Molintogupo. Lokasi penelitian berada di Jembatan Molintogupo. Data sekunder yang digunakan berupa data curah hujan, luas DAS Bolango-Bone, potongan melintang sungai, dan profil memanjang jembatan berupa panjang jembatan, lebar jembatan dan elevasi dasar jembatan. Metode analisis data antara lain analisis hidrologi untuk memperoleh debit banjir rencana serta analisis hidrolika yang dibantu dengan mengggunakan HEC-RAS 6.0 untuk memperoleh tinggi muka air banjir. Hasil analisis hidrologi diperoleh debit banjir rencana yang dihitung menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk Q25 sebesar 2567,13 m3/detik, Q50 sebesar 2943,97 m3/detik, dan Q100 sebesar 3356,85 m3/detik yang masing-masing terjadi pada jam ke 8. Hasil analisis hidrolika pada HEC-RAS 6.0 diperoleh elevasi tinggi muka air banjir kala ulang 50 dan 100 tahun di ruas Jembatan Molintogupo berada pada 35,08 m dan 35,54 m sedangkan dasar Jembatan Molintogupo berada pada elevasi 38,72 m, maka ruang bebas (C) masing-masing sebesar 3,64 m dam 3,18 m, sehingga jembatan tersebut aman terhadap banjir rencana dengan kala ulang 50 dan 100 tahun.</p> Aan Nurhandiat Kaharu, Rawiyah Husnan, Barry Yusuf Labdul Copyright (c) 2022 Composite Journal https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/102 Fri, 09 Dec 2022 00:00:00 +0700 ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JARINGAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI LOMAYA KABUPATEN BONE BOLANGO https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/104 <p>Daerah Irigasi Lomaya yang berada di Kabupaten Bone Bolango di harapkan mampu dan dapat memicu serta mendukung roda pertumbuhan ekonomi, menunjang swasembada pangan di Provinsi Gorontalo khususnya, tetapi dengan adanya kerusakan di jaringan irigasi mengakibatkan dampak seperti turunnya produktivitas, turunnya intensitas tanam, dan meningkatnya risiko usaha tani, hal inilah menjadi alasan yang mendasar dilakukan penelitian dengan judul analisis faktor penyebab kerusakan jaringan irigasi pada D.I Lomaya Kabupaten Bone Bolango. Dalam penelitian ini dilakukan survei menggunakan kuisioner untuk selanjutnya daya yang diperoleh dilakukan analisis yang meliputi : Uji Validitas, Realibilitas, Normalitas, Analisis Regresi Berganda, Uji t, Uji f serta Analisis Determinasi (R2). Dari hasil analisis ini didapatkan&nbsp; persamaan regeresi Y = 2,742 - 0,246 X1 0,374 X2 + 0,397 X3 - 1,340 X4 + 0,413 X5 + 1,660 X6 + 0,058 X7. Berdasarkan analisis data statistik, indikator-indikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Angka Adjusted R Square adalah 53,2 % variable dependen dapat dijelaskan oleh ketujuh variabel independen dalam persamaan regresi, sedangkan sisanya sebesar 46,8% dijelaskan oleh variable lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.</p> Rahman Abdul Djau, Sartan Nento, Aleks Olii, Adhayani R. Van Gobel Copyright (c) 2022 Composite Journal https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/104 Fri, 09 Dec 2022 15:53:08 +0700 MIKRO ZONASI RESPON SPEKTRUM GEMPA DI KABUPATEN GORONTALO UTARA UNTUK KEBUTUHAN DESAIN BANGUNAN TAHAN GEMPA https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/51 <p>The issuance of SNI 1726:2019 regarding the response of the earthquake spectrum in Indonesia has not accommodated districts and sub-districts. The distribution of values on the zoning map for Indonesia is only divided by province, including Gorontalo. Gorontalo province is included in the high-risk zone because its soil motion parameter <em>Ss</em> is maroon&nbsp; with a value of 1.2–1.5<em>g</em>, while the ground motion <em>S<sub>1</sub></em> parameter is light brown with a constant acceleration spectrum of 60% <em>g</em>, Thus, it is necessary to divide the micro-scale map of the earthquake response spectrum zonation. This research aimed to analyze the value of the earthquake spectrum created with a zoning micro map in Gorontalo Utara District. This research is expected to be an initial reference in planning for the earthquake-resilient building, particularly in Gorontalo Utara District. The object of research is located in Gorontalo Utara District. This research only used secondary data obtained from several agencies, namely, BPJN Gorontalo and drilling service companies in Gorontalo Province. The secondary data used is the result of <em>SPT</em> (Standard Penetration Test) driling. Preparation of spectrum responses and zonation micro map referred to the guidelines of SNI 1726:2019&nbsp; and the <em>QGIS</em> learning module. The data analyzed are based on the <em>N-SPT</em> data, which previously had been processed. The data obtained were processed to obtain the value that became the goal of this research by correcting the <em>N-SPT </em>(Standard Penetration Test) data, making the earthquake response spectrum plan, and making the response spectrum using <em>QGIS</em> 3.16. Gorontalo Utara District is classified as a soft-to-moderate site with an &nbsp;value of&nbsp; 9-37. The short period bedrock acceleration value <em>S<sub>S</sub></em> is 1.49-2.33<em>g</em>. When viewed by color, Gorontalo Utara District is including in maroon to purple. The value of 1 second bedrock acceleration period&nbsp; <em>S<sub>1</sub></em> is 0.6-0.78. When viewed by color, it is including whitish orange to pink. The peak ground acceleration value <em>PGA</em> is 1.49-2.33g which, by color, is included in yellowish orange to red. The value of bedrock acceleration for a period of 1 second and the highest peak ground acceleration value occurred in Ilangata Village with <em>S<sub>S</sub></em> values ​​of 2.12-2.33<em>g</em>, <em>S<sub>1</sub></em> 0.74-0.78<em>g</em> and <em>PGA</em> values ​​0.79-0.85<em>g</em>. Meanwhile, the lowest value occurred in Deme 2 Village with an <em>S<sub>S</sub></em> value of 1.49<em>g</em>, <em>S<sub>1</sub></em> 0.6<em>g</em> and a <em>PGA</em> value of 0.6<em>g</em>. It shows that the higher the acceleration value, the greater the earthquake that occurs, and vice versa. Based on the results of this study, the acceleration value affects the estimation of the earthquake that occurs, or the acceleration is directly proportional to the force.</p> Rivaldo Inaku Aldo, Fadly Achmad, Indriati Martha Patuti Copyright (c) 2022 Composite Journal https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/51 Tue, 13 Dec 2022 18:58:52 +0700 ANALISIS KINERJA BUNDARAN (ROUNDABOUT) MENGGUNAKAN METODE PEDOMAN KAPASITAS JALAN INDONESIA 2014 (Studi Kasus: Bundaran Saronde Kota Gorontalo) https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/32 <p>Bundaran Saronde Kota Gorontalo merupakan salah satu simpang empat yang berada di pusat Kota Gorontalo. Namun, bundaran ini sering berpotensi menimbulkan pelanggaran dikarenakan letaknya berada pada simpang empat dimana salah satu simpangnya tidak sebidang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja suatu bundaran pada kondisi eksisting. Metode yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil dari hasil survei langsung seperti data volume lalu lintas, dan geometrik bundaran sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu data jumlah penduduk provinsi Kota Gorontalo, dan peta jaringan jalan. Analisis kinerja bundaran dilakukan dengan menggunakan metode (PKJI 2014). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketertiban di kawasan Bundaran Saronde ini relatif rendah, akibat pelanggaran oleh pengendara yang mengambil jalan pintas melalui bundaran. Pelanggaran meningkat saat <em>off peak time</em>. Hasil analisis diperoleh jam puncak tertinggi yaitu jam 17.00-18.00 dengan volume lalu lintas 3.153 skr/jam, sehingga diambil patokan untuk menganalisis kinerja bundaran. Nilai derajat kejenuhan &nbsp;terbesar berada pada arah Barat-Utara sebesar 0,321. Berdasarkan syarat Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) bahwa &nbsp;&lt; 0,75, sehingga tingkat kejenuhan pada Bundaran Saronde masih terbilang ideal. Jika dilihat dari kondisi eksisting Bundaran Saronde dapat dikatakan cukup padat dan menimbulkan konflik lalu lintas, disebabkan ketidak idealan posisi bundaran tersebut. Selain itu salah satu lebar bagian jalinan bundaran lebih kecil yang menyebabkan terjadinya konflik maupun tundaan pada bundaran tersebut. Tingkat pelayanan jalan pada Bundaran Saronde Kota Gorontalo termasuk pada tingkat pelayanan B.</p> Muh.Syafa'at Ekiciputara, Yuliyanti Kadir, Frice L. Desei Copyright (c) 2022 Composite Journal https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/32 Tue, 13 Dec 2022 19:35:07 +0700 OPTIMASI PELAKSANAAN PENGECORAN ANTARA BETON SITE MIX DAN READY MIX DARI BATCHING PLANT PADA PEKERJAAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BOLANGO KOTA GORONTALO https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/53 <p>Beton &nbsp;merupakan &nbsp;salah &nbsp;satu &nbsp;item &nbsp;yang &nbsp;sangat &nbsp;penting &nbsp;dalam &nbsp;pembuatan &nbsp;sebuah &nbsp;konstruksi bangunan saat ini. Tak jarang kita jumpai pembangunan misalkan jalan, jembatan ataupun bangunan lainnya yang menggunakan beton dalam pembuatan konstruksinya. Secara umum, terdapat perbedaan proses pembuatan beton <em>site mix </em>dengan beton <em>ready mix</em>.&nbsp; Beton <em>site mix </em>menggunakan tenaga manusia, sedangkan beton <em>ready mix </em>menggunakan tenaga mesin yang dikontrol oleh sistem komputerisasi dan dibuat langsung ditempat produksi yang disebut <em>batching plant</em>. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan biaya dan waktu dari pengecoran <em>site mix </em>dan <em>r</em><em>eady mix. </em>Metode pengumpulan data yaitu melakukan pengamatan secara langsung di lapangan serta wawancara terhadap pihak terkait. Pengolahan data dalam penelitian ini adalah menganalisis waktu pekerjaan serta menghitung optimasi biaya. Berdasarkan hasil &nbsp;analisis menunjukkan bahwa pengecoran balok tarik pada CCSP (<em>Corrugated Concrete Sheet Pile</em>) &nbsp;menggunakan &nbsp;beton &nbsp;<em>site &nbsp;mix &nbsp;</em>memiliki &nbsp;total &nbsp;biaya &nbsp;Rp. &nbsp;2.167.427.922 &nbsp;sedangkan biaya menggunakan <em>ready &nbsp;mix </em>sebesar <em>&nbsp;</em>Rp. 1.956.456.000. Waktu pengecoran <em>Site Mix </em>yaitu 117 jam atau 15 hari, sedangkan waktu untuk <em>ready mix </em>109,09 jam atau 14 hari. Dalam hal pekerjaan pengecoran balok didapatkan selisih biaya sebesar Rp. 210.971.922 dan selisih waktu selama 7,91 jam atau sehari.</p> Gustina M. Nasir, M. Yusuf Tuloli, Aryati Alitu Copyright (c) 2022 Composite Journal https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://composite.ft.ung.ac.id/index.php/cj/article/view/53 Fri, 01 Jul 2022 00:00:00 +0700